Low Vision merupakan sebuah kondisi mata sesudah koreksi optimal dengan lensa kontak maupun kacamata dengan visus terbaik, yang kurang dari 6/8 hingga persepsi cahaya atau luas penglihatannya kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi. Keadaan seperti ini secara potensial masih bisa melihat atau menggunakan penglihatannya, bahkan untuk melakukan suatu beberapa aktivitas sehari-hari namun tidak bisa optimal.
Jika seorang pasien low Vision mengalami keterlambatan penanganan, maka bisa saja berakhir pada kehilangan penglihatan. Apabila segera ditangani pastinya penglihatan tersebut masih dapat dipertahankan, bahkan seseorang yang berpotensi mengalami kebutaan dapat terhindar dari hal tersebut.
Apakah Low Vision Penyakit yang Umum?
Dapat diartikan bahwa gangguan penglihatan low Vision ini bukan artinya seseorang menjadi kehilangan fungsi penglihatan sama sekali. Melainkan, pengidapnya masih bisa menggunakan sisa-sisa penglihatannya. Namun, keadaan tersebut akan dialami oleh pasien low Vision selamanya. Memang ada banyak hal yang bisa diupayakan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan yang masih tersisa, yakni dengan melakukan rehabilitasi penglihatan, sehingga sisa dari penglihatan yang dimiliki tetap dapat digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup.
Menurut laporan WHO sendiri, terdapat sekitar 285 penduduk di dunia yang mengalami gangguan penglihatan, yang mana 39 juta diantaranya mengalami kebutaan dan 246 juta penduduk sisanya mengalami low vision atau penurunan penglihatan.
90% dari gangguan penglihatan yang terjadi adalah pada negara berkembang. Pada umumnya, kelainan refraksi yang tidak bisa dikoreksi, mulai dari rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme, adalah penyebab utama dari gangguan penglihatan. Sementara, Katarak adalah penyebab utama kebutaan di negara dengan pendapatan sedang dan rendah.
Pada tahun 2010, estimasi orang dengan jumlah gangguan penglihatan yakni 285 orang atau sekitar 4,24% populasi, sebesar 0,58% atau 39 juta orang mengalami kebutaan, serta 3,65% atau setara dengan 246 juta orang mengalami low vision. 65% orang dengan gangguan penglihatan, serta 82% dari pengidap kebutaan usianya adalah 50 tahun atau di atasnya.
Penyebab dari gangguan penglihatan terbanyak yang ada di seluruh dunia, yaitu gangguan refraksi yang tidak ditangani dengan baik, kemudian diikuti oleh glaukoma dan katarak. Prevalensi kebudayaan yang ada di Indonesia terjadi rata-rata pada usia 75 tahun keatas yang mana sebanyak 8,4%. Sementara itu, untuk usia 55 sampai 64 tahun sebesar 1,1%, serta usia 65 sampai 75 tahun sebesar 3,5%.
Baca Juga: 9 Tips Alami yang Ampuh untuk Mencegah Mata Minus (Rabun Jauh)
Tentu saja kasus yang telah dijelaskan di atas, adalah kasus yang sangat disayangkan. Sangat penting untuk menyadari dan mewaspadai betapa berbahayanya gangguan penglihatan yang tidak dikoreksi atau tidak terkoreksi dengan baik. Saat penting untuk segera membawa pergi ke spesialis mata, apabila mengalami gejala awal dari gangguan refraksi, baik itu rabun dekat atau rabun jauh, maupun astigmatisme.
Bahkan juga tidak kalah penting, untuk mengetahui gejala-gejala dari gangguan refraksi yang telah disebutkan. Namun, juga penting untuk mengetahui tanda-tanda yang ditimbulkan karena seseorang mengalami katarak atau glaukoma. Seseorang sampai mengalami low Vision atau bahkan hingga kebutaan, pastinya aktivitas sehari-hari dari orang tersebut akan mengalami keterbatasan. Walaupun memang bisa pasien belajar menjadi mandiri, tetapi Bukankah tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya dan tidak bisa optimal? Untuk itu, selalu jaga penglihatan tetap optimal dan rutin melakukan pemeriksaan mata.
Apakah Anda dan keluarga membutuhkan layanan kesehatan mata yang berkaitan dengan low vision? Segera kunjungi Vio Optical Clinic. VIO Optical Clinic adalah Eyecare yang profesional dan juga terpercaya yang selalu ada untuk membantu Anda dan keluarga meningkatkan kualitas penglihatan menjadi lebih baik melalui berbagai layanannya yang berkualitas.
VIO Optical Clinic sudah didirikan sejak tahun 2013 terletak di Harapan Indah dan Grand Galaxy City – Bekasi dan berada di bawah naungan Dokter Optometri lulusan Cebu Doctor University Phillipine yang berpengalaman. Selain itu, juga mendapatkan sertifikasi oleh Fellow American Academy of Optometry (FAAO) serta memiliki spesialisasi di bidang Vision Therapy (Terapi Penglihatan) yang memiliki kualitas skala internasional. Tidak hanya Dokter Optometri, VIO Optical Clinic juga bekerja sama dengan para Dokter Spesialis Mata yang juga siap membantu Anda dan keluarga untuk menangani berbagai permasalahan pada mata.
VIO Optical Clinic juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan mata secara menyeluruh dengan peralatan medis canggih yang lengkap. Jadi, percayakan kesehatan mata Anda dan keluarga bersama layanan kesehatan mata dari Vio Optical Clinic. Dan jangan lupa kunjungi juga channel kami VIO OPTICAL Clinic untuk melihat lebih dekat profesionalitas kami dalam perawatan kesehatan mata keluarga Indonesia.