Bagaimana Sejarah Kacamata di Indonesia?

Bagaimana Sejarah Kacamata di Indonesia?

VIO OPTICAL – Kacamata adalah alat bantu optik yang biasa digunakan untuk seseorang yang mengalami masalah penglihatan. Ini bermanfaat untuk membantu mereka melihat dengan baik karena memiliki kekurangan dalam penglihatan. Penemuan kacamata sendiri memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Hingga pada akhirnya alat bantu optik ini berkembang pesat dan menjadi bagian dari tren fashion dunia. Ketahui sejarah kacamata dan perkembangannya di Indonesia pada ulasan berikut.

Kacamata sebagai alat bantu penglihatan memiliki peranan penting bagi mereka yang mengalami masalah penglihatan kabur. Dimana penglihatan kabur tersebut bisa terjadi oleh karena berbagai faktor, terutama usia. Seperti yang diketahui, seiring bertambahnya usia anda maka kemampuan penglihatan juga semakin menurun. Terlebih pada seseorang yang telah memasuki masa lansia, dimana kemampuan melihatnya sudah tidak sebaik ketika mereka masih muda. Dalam hal ini, kacamata sangatlah berpengaruh bagi kehidupan mereka. Dengan bantuan kacamata mereka bisa melihat dengan baik untuk membaca, menonton televisi, dan melakukan aktivitas lainnya.

Meski penemu kacamata yang pertama kali tidak diketahui secara pasti. Namun tragedi Seneca yang terjadi di masa Romawi yaitu sekitar abad ke-4 SM menjadi era kacamata pertama di dunia. Dimana pada saat itu, bangsa Romawi telah menggunakan bola kaca berisi air sebagai kaca pembesar untuk membaca. Walau begitu, sebagian besar sejarawan percaya bahwa bentuk kacamata pertama diproduksi di Italia. Yang mana dilakukan oleh seorang biarawan atau pengrajin di Pisa atau mungkin Venesia yakni sekitar tahun 1285 sampai dengan 1289.

Lensa pembesar yang digunakan untuk membaca tersebut berbentuk seperti dua kaca pembesar kecil. Dimana lensa tersebut kemudian dipasang pada tulang, logam, atau penyangga kulit, yang mana dapat diseimbangkan pada pangkal hidung. Kacamata pertama diketahui hanya dapat digunakan untuk memperbaiki masalah penglihatan hiperopia dan presbiopi. Sedangkan kacamata minus untuk miopia muncul setelahnya yaitu sekitar awal tahun 1400-an. Sebelum penemuan kacamata, diyakini adanya alat bantu penglihatan pertama yang disebut dengan batu baca. Ini ditemukan sekitar 1000 Masehi yang mana berupa bola kaca yang diletakkan di atas bahan bacaan untuk memperbesar ukuran huruf.

Baca Juga: Sebelum Kacamata Ditemukan, Bagaimana Orang Mata Minus Melihat?

Pemakaian kacamata pertama kali ditemukan sekitar tahun 1284 di Italia. Diperkirakan bahwa penemu alat bantu lihat ini adalah Salvino D’Armate. Dimana kemudian ia digadang-gadang menjadi salah satu tokoh yang paling sering dikaitkan dengan penemuan kacamata pertama yang dapat dikenakan. Namun, alat bantu lihat kacamata seperti yang kita kenal sekarang ini ditemukan oleh Sam Foster pada tahun 1929. Dimana proses pembuatnya menggunakan filter polarisasi. Baru pada abad ke-17 orang-orang mulai mengenal prinsip lensa cekung dan lensa cembung.

Kacamata sebagai alat bantu lihat dapat diproduksi dengan lensa tunggal. Yang mana dapat mengoreksi penglihatan jarak jauh atau dekat. Kacamata juga dapat diproduksi dengan menggunakan lensa multifokal yang mana mampu untuk mengoreksi jarak dan pembacaan. Kacamata dengan lensa cekung digunakan untuk mengoreksi rabun jauh, sehingga berkas cahaya dapat menyimpang. Sedangkan kacamata dengan lensa cembung umumnya digunakan untuk membantu koreksi rabun dekat, sehingga sinar cahayanya menyatu. Sementara itu, lensa silinder yang digunakan untuk mengoreksi astigmatisme ditemukan pada tahun 1825 oleh Sir George Airy. Dan untuk penggunaan lensa bifokal dapat digunakan untuk mengobati rabun jauh dan presbyopia. Yakni dengan bagian bawah untuk melihat objek yang dekat seperti untuk membaca pertama kali dibuat oleh Benjamin Franklin pada tahun 1784.

Di indonesia sendiri, kacamata telah ada sejak jaman kolonial yang pada saat itu dikelola oleh warga asing. Sedangkan untuk orang pribumi yang pertama kali merintis toko kacamata yaitu A.kasoem. Sebelumnya ia bekerja di sebuah toko kacamata milik pengusaha Jerman bernama Kurt Sclosser, di Bandung. Pada tahun 1943 A. Kasoem membuka toko kacamatanya sendiri di Jalan Pungkur, Bandung. Dimana beliau menjual kacamata buatannya sendiri dengan mengimpor bahan bakunya dari luar negeri. Pada tahun 1970 A.kasoem telah membuka pabrik kacamata di Garut, setelah sebelumnya menimba ilmu seputar optik di Jerman.

Anda membutuhkan layanan kesehatan mata? Segera kunjungi Vio Optical Clinic. Kami memberikan layanan pemeriksaan kesehatan mata secara menyeluruh dengan peralatan medis canggih yang lengkap. Vio Optical Clinic memiliki staf profesional yang siap untuk memberikan pelayanan terbaik untuk anda. Percayakan kesehatan mata anda bersama layanan kesehatan mata dari Vio Optical Clinic.

Artikel Terkait

Promo Terbaru

Artikel Terpopuler

Pentingnya Pemeriksaan Mata