Mata minus atau rabun jauh memiliki istilah medis yang disebut dengan myopia. Pada kondisi mata yang normal, lensa dan kornea akan pembiasan cahaya berlangsung dengan tepat sehingga bayangan objek difokuskan tepat di retina. Sedangkan pada mata minus atau penderita myopia, cahaya yang masuk tidak bisa fokus di retina, namun jauh berada di depannya. Sehingga kondisi ini akan menyebabkan penderita myopia kesulitan untuk melihat objek dari jarak jauh karena objek akan terlihat tidak fokus.
Myopia umumnya bisa dibagi berdasarkan beberapa karakteristik tertentu. Pada umumnya, kategori myopia di bagi atas myopia stasioner yaitu myopia yang menetap setelah dewasa. Serta progressif myopia, myopia yang akan bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata. Progressif myopia sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik dan akan memburuk secara signifikan dari tahun ke tahun. Anak-anak mewarisi kecenderungan myopia dari orang tua mereka. Cara seseorang dalam menggunakan mata dengan kebiasaan yang buruk juga dapat memengaruhi perkembangan myopia. Anak-anak yang terbiasa menonton televisi dan membaca buku terlalu dekat, bermain gadget dalam waktu yang lama akan berdampak buruk pada mata dan berujung pada myopia.
Seseorang dengan progressif myopia berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan kesehatan mata tertentu. Beberapa efek samping dari progressif myopia adalah terjadinya Ablasi Retina, Glukoma dan Katarak. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang dengan myopia progressif memiliki risiko 10 kali lebih besar mengalami ablasi retina. Hal ini dikarenakan pemanjangan mata menyebabkan retina meregang dan menipis. Sehingga dapat menyebabkan robekan pada retina perifer dan terlepasnya jaringan retinal dari lapisan di bawah mata. Kondisi ini cukup serius dan dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak segera ditangani. Selain ablasi retina, orang dengan progressif myopia juga memiliki risiko katarak yang lebih besar daripada penderita myopia biasa. Serta Glukoma yang bisa menyebabkan kerusakan pada saraf optik dan hilangnya penglihatan.
Baca Juga: Apa itu World Sight Day dan Seberapa Penting World Sight Day?
Perkembangan progressif myopia biasanya terjadi pada masa kanak-kanak. Seorang anak dengan progresif myopia mungkin akan mengeluh sakit kepala, mata lelah, dan kelelahan saat harus fokus pada sesuatu yang lebih dari beberapa meter jauhnya. Anak yang menderita progresif myopia harus melihat objek dengan dekat supaya terlihat jelas sehingga mereka akan berada dekat dengan televisi saat menonton televisi. Hal ini akan memperburuk kondisi mata si anak yang bisa meningkatkan pertumbuhan progresif myopia yang dialaminya. Untuk itu jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diharuskan mengajak anak untuk memeriksakan matanya sejak ia masih kecil supaya cepat mendapatkan penanganan.
Orang tua dapat mengajak anaknya ke dokter mata pada usia tiga tahun dan setiap dua tahun setelahnya terutama jika terdapat ada riwayat myopia dalam keluarganya. Seorang anak dengan myopia bisa memakai kacamata. Orang tua juga dapat mengajak anak mempraktikkan kebiasaan yang baik bagi kesehatan mata untuk meminimalkan efek myopia. Misalnya, mengajak anak beraktivitas di luar ruangan supaya mata mendapat cukup cahaya matahari. Membiasakan untuk membaca dengan jarak 30 sentimeter dari mata. Serta mengistirahatkan mata anak setiap 40 menit dari penggunaan gadget dengan melihat keluar jendela pada objek yang jauh supaya mata rileks.
Anda membutuhkan layanan kesehatan mata yang terpercaya dan profesional? Segera kunjungi Vio Optical Clinic yang menawarkan berbagai layanan kesehatan mata terbaik untuk anda dan keluarga. Kami memberikan layanan kacamata dan berbagai soft lenses dengan kualitas dan standar kesehatan terbaik. Vio Optical Clinic memiliki peralatan medis yang memadai dan canggih serta para staff professional yang siap untuk memberikan pelayanan terbaik untuk anda. Dapatkan layanan kesehatan mata terpercaya hanya bersama Vio Optical Clinic.