Mungkin di antara kamu sudah tidak asing lagi dengan glaukoma. Namun mungkin beberapa kalian masih asing dengan kata ini. Lalu, apa itu glaukoma? Glaukoma adalah terjadi kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tingginya tekanan pada bola mata.
Saat bola mata mendapatkan tekanan tinggi, maka saraf mata akan terganggu bahkan rusak. Padahal saraf mata adalah sekumpulan saraf yang dapat menghubungkan retina ke otak. Apabila saraf mata rusak, maka sinyal untuk menyampaikan apa yang kamu lihat ke otak akan terganggu. Perlahan-lahan, hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan bahkan kebutaan.
Ada beberapa kondisi glaukoma yang harus kamu tahu, yaitu glaukoma sudut terbuka, glukoma kongenital, glaukoma sudut tertutup, glaukoma tekanan normal dan glaukoma sekunder. Dari semua jenis tersebut, yang paling sering dialami adalah glaukoma sudut terbuka.
—
Yuk simak penjelasan singkat apa itu Glaukoma dari dr. Andri Agus Syah, OD. FPCO. FAAO
untuk subscribe channel VIO Optical Clinic
Apakah Penyakit Mata Glaukoma Sudah Sangat Umum?
Glaukoma adalah penyakit mata yang cukup sering terjadi. Kondisi ini bisa terjadi tanpa ada batasan usia. Hanya saja, paling sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Penyakit ini adalah salah satu penyebab dari kebutaan jika sudah sudah pada level glaukoma akut. Kamu dapat mengurangi kemungkinan tersebut dengan mengontrol faktor risiko kamu. Untuk mengetahuinya, kamu bisa menghubungi dokter.
Tanda-Tanda dan Gejala Glaukoma
Gejala yang terjadi berbeda setiap jenisnya. Berikut ini beberapa gejalanya.
-
Glaukoma Sudut Terbuka
Pada awalnya, tidak akan timbul gejala. Akan tetapi kamu mungkin melihat blind spot yang berupa area kecil di penglihatan tepi atau pusat kamu. Keluhan yang akan muncul biasanya berupa penglihatan mengerucut ke depan seperti sebuah terowongan atau bisa juga melihat ke titik kehitaman yang melayang yang mengikuti gerakan bola mata.
-
Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup biasanya ditandai dengan gejala berupa sakit kepala berat, nyeri pada mata, mual dan muntah. Bahkan penglihatan seperti kabur dan terdapat lingkaran halo di sekitar cahaya. Mata pun biasanya akan memerah.
-
Glaukoma Kongenital (bawaan lahir)
Kondisi ini biasanya terjadi pada tekanan di bola mata. Hal ini sering terjadi pada bayi baru lahir. Kamu bisa mengetahuinya dalam satu tahun pertama kehidupan bayi tersebut. Bila hal ini terjadi cobalah untuk kontrol ke spesialis anak dengan teratur.
-
Glaukoma Sekunder
Hal ini disebabkan oleh penyakit lain. Gejala ini memiliki tanda yang mirip dengan glaukoma lainnya.
Kapan Sebaiknya Diperiksa ke Dokter Mata?
Saat mengalami gejala tekanan pada bola mata, sebaiknya segera periksa ke dokter. Glaukoma yang tidak segera ditangani akan berakibat fatal. Bagi kamu yang berusia lebih dari 40 tahun, sebaiknya melakukan screening untuk melihat tanda apakah kamu mengalami kondisi tekanan pada bola mata atau tidak. Ini tentu sebagai pencegahan supaya tidak mengalami kebutaan.
—
Mau konsultasi lebih lanjut dengan VIO mengenai kesehatan mata kamu?
KLIK DISINI UNTUK CHAT WHATSAPP
—
Bila kamu merasa tanda-tanda yang disebutkan di atas sudah mulai terlihat, maka segera konsultasikan dengan dokter mata . Kondisi Tubuh setiap orang berbeda-beda. Untuk itu tidak ada salahnya jika mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter mata.
Penyebab-Penyebab Glaukoma
Penyebab dari kondisi yang satu ini adalah tingginya tekanan pada bola mata. Hingga akhirnya menyebabkan kerusakan pada saraf mata. Tekanan bola mata ini akan meningkat karena menumpuknya cairan yang terdapat pada mata. Normalnya cairan ini akan mengalir lewat saluran pada mata yang disebut dengan trabecular meshwork. Namun cairan yang menumpuk ini disebabkan oleh produksi cairan yang berlebihan. Atau bisa juga karena tidak dialirkan keluar dengan lancar.
Seperti gejala, penyebab glaukoma juga berbeda setiap jenisnya. Namun secara umum memang disebabkan oleh menumpuknya cairan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini:
-
Glaukoma Sudut Terbuka
Ini adalah kondisi gangguan mata yang paling sering terjadi. Di jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris dalam keadaan terbuka. Penyebabnya adalah penyumbatan parsial di travecular meshwork. Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan cairan dan meningkatkan tekanan pada bola mata. Tekanan pada mata ini akan berlangsung secara perlahan.
-
Glaukoma Sudut Tertutup
Di kondisi ini, penyumbatan terjadi karena sudut drainase yang tertutup atau iris yang menonjol. Tekanan yang terjadi biasanya secara perlahan namun bisa juga mendadak.
-
Glaukoma Tekanan Normal
Untuk yang satu ini penyebabnya bukan bola mata karena belum diketahui secara pasti. Kerusakan saraf mata ini biasanya disebabkan oleh aliran darah yang buruk ataupun hipersensitivitas. Aliran darah yang tidak teratur akan menyebabkan adanya penumpukan lemak atau lebih dikenal dengan aterosklerosis.
-
Glaukoma Sekunder
Tekanan bola mata yang satu ini disebabkan oleh kondisi kesehatan atau akibat obat-obatan. Kondisi ini dapat berupa diabetes yang tak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Sejumlah obat pun dapat menyebabkan glaukoma jenis ini, yaitu obat golongan kartikosteroid.
-
Glaukoma Kongenital
Tekanan ini terjadi karena adanya kelainan pada saat bayi baru lahir. Cacat ini akan mengganggu drainase dan membuat saraf mata menjadi lebih sensitif.
—
Mau konsultasi lebih lanjut dengan VIO mengenai kesehatan mata kamu?
KLIK DISINI UNTUK CHAT WHATSAPP
—
Faktor-Faktor Risiko Seseorang Menderita Glaukoma
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang memiliki risiko terserang glaukoma lebih tinggi. Apa saja? Simak di bawah ini:
- Usia sudah lebih dari 60 tahun
- Punya riwayat keluarga dengan penyakit glaukoma, baik itu orangtua ataupun saudara kandung.
- Menggunakan suatu obat-obatan dalam jangka waktu lama, misalnya obat tetes mata dan lainnya.
- Punya penyakit lain seperti diabetes, penyakit hipertensi, penyakit jantung dan penyakit sel sabit.
Penderita Diabetes Memiliki Risiko Terkena Penyakit Ini
Orang yang memiliki penyakit diabetes, 40 persen lebih berisiko terkena glaukoma dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. Makin lama kamu mengidap diabetes, maka makin sering kondisi ini terjadi. Risiko pun akan makin besar sering dengan bertambahnya usia.
Tak hanya itu, bila kamu punya retinopati diabetes, risiko untuk mendapatkan tekanan pada bola mata akan makin tinggi. Hal ini karena retinopati diabetes membuat pembuluh darah menjadi abnormal dan dapat menghalangi drainase alami mata.
Orang yang Memiliki Risiko Kebutaan
Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di retina. Retina sendiri merupakan bagian belakang mata yang memiliki fungsi untuk menangkap cahaya penglihatan kamu. Kerusakan bagian ini dapat berlanjut pada kebutaan bila hipertensi tidak dikontrol. Semakin tinggi tekanan darah, maka makin besar kemungkinan mengalami kerusakan yang lebih besar pada mata.
Saat terjadi tekanan darah tinggi, maka secara otomatis dinding pembuluh darah pada retina akan menebal. Hal ini menyebabkan pembuluh darah menyempit. Aliran darah ke retina menjadi berkurang. Jika dibiarkan, kerusakan pembuluh darah ini akan merusak saraf penglihatan dan menimbulkan masalah pada penglihatan kamu hingga menimbulkan kebutaan.
Cara Mengobati Glaukoma
Semua informasi yang diberikan di sini bukanlah pengganti nasihat medis. Untuk mendapatkan obat paling tepat untuk masalah glaukoma kamu akan lebih baik bila langsung melakukan konsultasi dengan dokter mata. Biasanya ada empat pilihan metode pengobatan untuk gangguan tekanan pada bola mata yang sering digunakan oleh dokter mata guna menghindari risiko kebutaan. Metodenya antara lain menggunakan obat tetes, obat minum, laser dan operasi.
Setiap metode yang dipilih tentu harus sesuai dengan ketentuan dokter mata supaya dapat glaukoma dapat disembuhkan. Yang terpenting adalah konsultasikan dengan dokter mata dan dapatkan solusi terbaik untuk penyakit kamu.
Tes yang Bisa Dilakukan untuk Glaukoma
Bila kamu ingin melakukan tes glaukoma maka kamu bisa mendatangi dokter mata. Nantinya dokter mata akan melakukan sejumlah tes pada kamu. Apa saja tesnya? Simak ulasannya di bawah ini:
- Tonometry, tes yang satu ini untuk mengukur tekanan pada bola mata atau tekanan intraocular.
- Tes lapang pandang, tes ini dilakukan untuk memeriksa area hilangnya penglihatan.
- Melakukan pemeriksaan pada pemeriksaan saraf mata.
- Pachymetry, merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur ketebalan kornea
- Melihat sudut drainase-nya atau gnioscopy.
Bila setelah melakukan tes-tes di atas kamu didiagnosa mengalami tekanan pada bola mata. Maka kamu jangan langsung panik. Kamu bisa melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Hal ini untuk mendeteksi perkembangan kondisi sejak ini. Dengan begitu glaukoma dapat dicegah sesegera mungkin.
Untuk pemeriksaan perkembangan penyakit ini, ada tiga jenis pemeriksaan mata yang harus dilewati, seperti di bawah ini:
- Oftalmoskop, pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa cakram optik di bagian belakang mata dengan memakai sinar.
- Tonometry, pemeriksaan ini berguna untuk mengukur tekanan di dalam mata (tekanan intraocular).
- Perimetri, pemeriksaan ini berguna untuk melihat tanda-tanda hilang penglihatan di bagian samping lapang pandang mata yang dapat menjadi pertanda perkembangan kondisi mata kamu.
Apabila dari semua jenis pemeriksaan mata tersebut kamu sudah menunjukkan tanda-tanda perkembangan kondisi ini, maka kamu harus melakukan pengobatan sesegera mungkin. Dengan melakukan pengobatan, risiko perkembangan glaukoma akan berkurang hingga 50 persen.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan di Rumah
Nah selain melakukan pengobatan, kamu juga harus memperhatikan pola hidup kamu. Terapkan pola hidup sehat dan ikuti saran dokter mata dengan baik. Ada beberapa perubahan gaya hidup yang harus dilakukan dan hal ini dapat membantu kamu untuk cepat terhindar dari glaukoma. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini:
-
Lakukan Pemeriksaan Mata secara rutin
Pemeriksaan merupakan hal yang harus kamu lakukan. Terlebih saat kamu sudah didiagnosa terkena glaukoma. Kamu pun harus mengikuti saran dokter dengan baik dan jangan mengabaikannya apalagi melanggarnya. Sebab ini demi kebaikan diri kamu sendiri.
-
Katakan pada Dokter Mata obat yang tengah kamu konsumsi
Bila kamu tengah mengkonsumsi obat tertentu, maka katakanlah pada dokter. Hal ini guna mencegah kondisi yang makin memburuk. Dengan keterbukaan kamu terkait dengan obat-obatan yang tengah dikonsumsi, maka dokter pun dapat melakukan tindak lanjut dari kondisimu dengan tepat.
-
Beritahu Dokter Mata Penyakit Lain yang Kamu Punya
Dokter tidak akan memberikan saran sembarangan, sebab harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam diri kamu, termasuk penyakit lain yang mungkin kamu derita. Untuk itu, saat melakukan pemeriksaan, jujurlah pada dokter, penyakit apa saja yang kamu derita. Dengan begitu, saran dokter bisa lebih tepat dengan kondisi kamu.
-
Gunakan Kacamata Pelindung
Bila kamu melakukan olahraga berat, kamu bisa menggunakan kacamata. Hal ini tentu untuk melindungi mata, sehingga mata tidak mengalami trauma.
-
Segera Hubungi Dokter Mata bila kondisi makin parah
Bila kamu merasa kondisi yang semakin parah, maka segera hubungi dokter. Nantinya, dokter pasti memiliki penanganan terbaik untuk kondisimu.
—
Di VIO Optical Clinic melayani pelayanan pemeriksaan mata lengkap dan pendeteksian dini penyakit mata seperti Glaukoma, Katarak, dan lain sebagainya.
Semua pemeriksaan mata ini ditangani langsung oleh Dokter Mata (dr. Andri Agus Syah, OD. FPCO. FAAO) dan Eye Care Professional. Jika ingin booking appointment dan info lebih lanjut, silahkan menghubungi VIO di;
021-29475974
KLIK DISINI UNTUK CHAT WHATSAPP
Alamat: Ruko Asia Tropis AT 16 no. 51 Harapan Indah Bekasi Barat