Klinik Mata Jakarta – Ablasi retina adalah penyakit mata akibat lepasnya lapisan tidak tebal di dalam mata yang disebut retina. Kondisi ini tergolong darurat dan dapat memicu kebutaan permanen jikalau tidak langsung ditangani.
Retina mata merupakan bagian penting yang bermanfaat mengolah cahaya yang ditangkap oleh mata. Setelah ditangkap, cahaya berikut diubah jadi sinyal listrik dan diteruskan ke otak. Sinyal ini kemudian diproses di dalam otak dan diinterpretasikan sebagai gambar yang dilihat oleh mata.
Retina detachment
Jika retina terlepas berasal dari posisinya, pasti penglihatan dapat terganggu. Gangguan penglihatan ini dapat berjalan beberapa atau seluruhnya, tergantung seberapa besar bagian retina yang terlepas. Ablasi retina dapat berjalan terhadap siapa pun, terutama orang-orang yang berusia 50 th. ke atas.
Gejala Ablasi Retina
Ablasi retina atau ablasio retina tidak mengakibatkan rasa sakit. Hilangnya penglihatan dapat berjalan secara tiba-tiba, atau didahului sejumlah tanda-tanda di bawah ini:
Muncul bercak hitam yang terlihat melayang di dalam penglihatan (floaters).
Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan layaknya tirai.
Lapang pandang menyempit.
Kilatan cahaya terhadap penglihatan (fotopsia).
Penyebab Ablasi Retina
Ablasi retina berjalan kala retina mata terlepas berasal dari pembuluh darah yang menyalurkan oksigen dan nutrisi. Berikut ini adalah 3 keadaan yang dapat memicu retina terlepas:
Baca Juga :
Pengertian Pterygium atau Noda Kuning Pada Mata
Terdapat robekan kecil di dalam retina. Robekan ini memicu cairan di bagian tengah bola mata (cairan vitreus) merembes masuk dan menumpuk di belakang retina. Cairan yang menumpuk dapat memicu seluruh lapisan retina terlepas berasal dari dasarnya. Pada umumnya, robekan terhadap retina mata berjalan akibat berubahnya jaringan seiring pertambahan usia. Orang dengan mata minus (rabun jauh) atau dulu meniti operasi katarak terhitung berisiko mengalami robekan terhadap retina.
Menumpuknya cairan vitreus tanpa disertai robekan terhadap retina. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera, tumor, peradangan, dan penyakit degenerasi makula.
Terbentuk jaringan parut di permukaan retina. Kondisi ini memicu retina tertarik dan lepas. Kondisi ini lebih kerap dijumpai terhadap penderita diabetes dengan gula darah yang tidak terkontrol dengan baik.
Faktor Risiko Ablasi Retina
Terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang diserang ablasi retina, pada lain:
Berusia di atas 50 tahun.
Sudah dulu mengalami ablasi retina.
Memiliki bagian keluarga dengan penyakit yang sama.
Pernah mengalami cedera parah terhadap mata.
Menderita rabun jauh (miopia) yang parah.
Pernah meniti operasi terhadap mata, andaikan operasi katarak.
Pernah menderita penyakit terhadap mata, andaikan radang terhadap lapisan tengah mata (uveitis).
Diagnosis Ablasi Retina
Untuk pilih diagnosis ablasi retina, dokter mata dapat melakukan kontrol oftalmoskopi dengan alat khusus untuk untuk memandang bagian dalam mata. Jika oftalmoskopi tidak dapat mengamati keadaan retina dengan jelas, andaikan akibat perdarahan di mata, dokter dapat melakukan USG mata.