Meminimalisir Gejala yang Dirasakan Karena Gangguan Penglihatan Low Vision

Low vision termasuk sebagai gangguan penglihatan yang sangat memungkinkan seseorang untuk memiliki aktivitas sehari-hari yang terbatas, serta tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak, maupun mengonsumsi obat-obatan, bahkan hingga prosedur pembedahan.

Namun, bukan berarti bahwa gejala yang ditimbulkan atau yang dialami dari television ini tidak bisa diminimalisir. International Classification of Disease (ICD)-10 Pada tahun 2016, mengklasifikasikan terdapat 5 kategori gangguan penglihatan berdasarkan tajam penglihatannya. Gangguan penglihatan low vision sendiri termasuk dalam golongan gangguan penglihatan sedang dan berat.

Low Vision, Penyakit Penglihatan yang Mengganggu

Golongan gangguan penglihatan sedang dan berat, yang mana mempunyai tajam penglihatan kurang dari 6/8 dan sama dengan atau lebih baik dari 3/60, dengan lapang pandang yang sama dengan atau kurang dari 10 sampai 20 derajat titik fiksasi. Dapat dikatakan low vision merupakan tingkat penglihatan yang bisa menghalangi seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Apabila seseorang sebelum mengalami low vision ini bisa melakukan berbagai kegiatan secara maksimal setiap harinya, maka setelah mengalaminya seseorang tersebut akan menjadi lebih terbatas untuk melakukan berbagai kegiatan yang biasa dilakukannya.

Walaupun low vision ini bukan berarti buta total, hambatan atau gangguan fungsi penglihatan, namun masih memiliki sisa penglihatan yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas maupun pekerjaan sehari-hari, termasuk penulis dan membaca, meskipun harus menggunakan alat atau bantuan khusus tertentu. Diperkirakan angka prevalensi kasus low vision di seluruh dunia mencakup sampai 2% dari total seluruh penduduk, yakni sekitar 124 kasus.

Apabila dilihat dari data National Eye Institute pada tahun 2010 ada 2.99.000 kasus pasien low vision yang ada di Amerika. Dari jumlah tersebut terdapat kurang lebih 80% kasusnya ditemukan pada ras kulit putih dan 63% nya didominasi oleh jenis kelamin perempuan.

Angka tersebut ternyata terjadi peningkatan dari total sekitar 2,4 juta kasus di tahun 2000 dan terdapat perkiraan akan terus meningkat menjadi 5 juta di tahun 2030 nantinya, hingga 9 juta kasus pada saat tahun 2050. Belum ada data yang pasti menggambarkan tentang prevalensi low vision secara keseluruhan di Indonesia. Tetapi, kasus severe low vision diketahui mempunyai angka prevalensi sejumlah 2,1 juta kasus ketika tahun 2013 lalu.

Dengan angka terbanyak yang didapati dengan rentang usia 65 sampai 74 tahun yaitu sekitar 647.511 kasus, serta persentase tertingginya adalah didapati pada pasien dengan usia 75 tahun keatas dengan persentase 13,90%. Pengidap severe low vision dengan jenis kelamin perempuan memberikan dominasi dengan menyumbang 1,2% dari seluruh populasi.

Baca Juga: 3 Terapi Mata Minus yang Paling Jarang Diketahui, Namun Hasilnya Maksimal

Bagaimana Cara Meminimalisir Gejala Low Vision?

Sebenarnya pemeriksaan untuk low vision ini cukup berbeda dengan pemeriksaan mata rutin pada beberapa hal tertentu. Ketajaman penglihatan pada jarak jauh dan dekat dinilai dengan rinci. Ketajaman penglihatan terbaik wajib untuk ditentukan dengan menggunakan koreksi yang paling tepat, sebab sisa penglihatan pasien akan memberikan informasi pemilihan metode rehabilitasi.

Terdapat alat bantu yang bisa digunakan sebagai upaya rehabilitasi gangguan penglihatan low vision, yang dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni dengan sistem optik dan sistem nonaktif. Sistem optik ini akan memanfaatkan penggunaan alat bantu penglihatan seperti, kacamata, lensa filter, teleskop, dan kaca pembesar. Sementara, sistem non optik dengan menggunakan penerangan, buku yang dicetak dengan huruf dan angka besar, peningkatan kontras, typoscope, dan papan baca.

Apakah Anda dan keluarga membutuhkan layanan kesehatan mata yang berkaitan dengan low vision? Segera kunjungi Vio Optical Clinic. VIO Optical Clinic adalah klinik kesehatan matta yang profesional dan juga terpercaya yang selalu ada untuk membantu Anda dan keluarga meningkatkan kualitas penglihatan menjadi lebih baik melalui berbagai layanannya yang menarik.

VIO Optical Clinic sudah didirikan sejak tahun 2013 terletak di Harapan Indah dan Grand Galaxy City – Bekasi dan berada di bawah naungan Dokter Optometri lulusan Cebu Doctor University Phillipine yang berpengalaman. Selain itu, juga mendapatkan sertifikasi oleh Fellow American Academy of Optometry (FAAO) serta memiliki spesialisasi di bidang Vision Therapy (Terapi Penglihatan) yang memiliki kualitas skala internasional. Tidak hanya Dokter Optometri, VIO Optical Clinic juga bekerja sama dengan para Dokter Spesialis Mata yang juga siap membantu Anda dan keluarga untuk menangani berbagai permasalahan pada mata.

VIO Optical Clinic juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan mata secara menyeluruh dengan peralatan medis canggih yang lengkap. Jadi, percayakan kesehatan mata Anda dan keluarga bersama layanan kesehatan mata dari Vio Optical Clinic. Dan jangan lupa kunjungi juga channel kami VIO OPTICAL Clinic untuk melihat lebih dekat profesionalitas kami dalam perawatan kesehatan mata keluarga Indonesia.

Artikel Terkait