Paul Gabias belum pernah melihat meja. Dia terlahir secara premature dan buta setelahnya, kemungkinan besar diakibatkan oleh terlalu banyak exposure oksigen di dalam inkubatornya. Pau Gabias yang sekarang berusia 60 tahun tidak memiliki masalah dalam mempersepsikan sebuah meja.
“Gambaran saya terhadap sebuah meja, ya sama seperti bentuk sebuah meja. Benda itu memiliki tinggi, lebar, luas, tekstur; Saya bisa membayangkannya secara utuh. Hanya saja tidak ada warnanya.”
Jika anda memiliki kesulitan membangun gambaran fisik dari sebuah meja yang tidak memiliki warna – bahkan bukan hitam atau putih – kemungkinan anda buta karena kemampuan anda melihat. Orang yang bisa melihat menggambarkan lingkungan sekitarnya dengan mendeteksi area garis batas atau tepian antara area yang kaya dengan panjang gelombang cahaya yang berbeda, yang kita lihat sebagai warna yang berbeda. Gabias, selayaknya orang buta lainnya, menggambarkan hal dengan menggunakan indera peraba, dan dengan mendengarkan gaung dari klik lidah dan ketukan tongkat saat bunyi-bunyi ini memantul pada benda-benda di sekitarnya, teknik ini yang disebutkan dengan Ekolokasi.
“Ada banyak gambaran yang singgah pada pikiran orang buta, hanya saja tidak bersifat visual.”
Paul Gabias adalah professor psikologi di Universitas British Columbia yang melakukan penelitian pada aspek persepsi dan kognitif kebutaan. Pengalaman pribadi dan profesionalnya membuatnya percaya pada otak orang buta bekerja pada kurangnya informasi secara visual, dan menemukan cara lain untuk mencapai hasil yang sama, yang sangat penting; peta ruang 3 dimensi.
Pada orang yang bisa melihat, informasi visual pertama-tama mengarah pada korteks visual, yang berlokasi di lobus oksipital di belakang otak. Dari sana, mengarah ke lobus parietal, yang menghasilkan kesadaran akan lokasi objek yang dirasakan. Selanjutnya, informasi tersebut diteruskan ke lobus temporal, juga dikenal sebagai pengenal objek.
Bukti dari percobaan pencitraan otak baru-baru ini menunjukkan bahwa otak orang buta memanfaatkan sirkuit saraf yang sama ini.
“Ketika orang buta membaca papan Braille menggunakan sentuhan, data sensoris sedang dikirim dan diproses dalam korteks visual. Dengan menggunakan sentuhan mereka bisa merasakan adanya ruang.” Dan lokasi relative dari titik-titik yang timbul yang membentuk huruf Braille yang merupakan visual namun spasial. Ungkap Morton Hellen, seorang psikolog yang mempelajari kognisi spasial dan kebutaan di Eastern Illinois University.
Untuk orang buta yang mahir dalam ekolokasi, informasi suara mengarah ke korteks visual juga. Otak mereka menggunakan gema untuk menghasilkan peta spasial, yang terkadang sangat detail sehingga memungkinkan untuk bersepeda gunung, bermain bola basket, dan menjelajahi lingkungan baru dengan aman.
“Saya hanya membayangkan meja. Kami tidak tahu apa yang otak kami lakukan. Kami hanya melihat – itulah yang membuat hal ini menjadi luar biasa. Ini hanya permasalahan psikolog yang sulit sekali dijelaskan namun mudah untuk dilakukan. “
Kami juga melayani pemeriksaan mata terlengkap dan pendeteksian dini penyakit yang membahayakan mata, all include:
- Pemeriksaan kelainan refraksi (minus, plus, silinder)
- Pemeriksaan tekanan bola mata
- Pemeriksaan retina dan kornea
- Pemeriksaan katarak
- Pemeriksaan Penglihatan Ganda
- Test Buta Warna
- Pendeteksian dini penyakit yang membahayakan mata
- Ortho Keratology Terapi untuk Mata Minus
- Low Vision Treatment
- Spesialis Kacamata (frame + lensa) dan Lensa Kontak
Hubungi kami di:
021-29475974 Office
089502092881 WA
Line: @viooptical
Ruko Asia Tropis AT 16 no 51 Harapan Indah Bekasi
Content writer by: Daniella Chikita