Klinik Mata JakartaOftalmoskopi adalah tes yang dijalankan dokter untuk memeriksa anggota belakang dan dalam mata (fundus), termasuk cakram optik, retina, dan pembuluh darah. Oftalmoskopi atau funduskopi, bisa mendeteksi banyak penyakit sungguh-sungguh di tahap awal dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Selain termasuk ke dalam pemeriksaan mata rutin, dokter bisa jalankan oftalmoskopi saat pasien mengalami situasi khusus yang bisa mempengaruhi pembuluh darah mata.

Pemeriksaan Oftalmoskopi pada Mata Dapat Mendeteksi Berbagai Penyakit

Kondisi yang Dapat Dideteksi Oftalmoskopi
Dalam pemeriksaan oftalmoskopi, dokter gunakan oftalmoskop dan cahaya untuk menyaksikan anggota dalam mata. Oftalmoskop adalah alat yang menyerupai senter dengan lensa kecil yang bisa memperlihatkan anggota dalam bola mata.

Umumnya oftalmoskopi bisa berperan untuk mendeteksi:

Gangguan mata akibat penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi
Robekan pada retina
Glaukoma
Kerusakan pada saraf optik
Hilangnya penglihatan pada anggota sedang atau degenerasi makula
Kanker kulit yang menyebar ke mata atau melanoma
Infeksi pada retina atau retinitis cytomegalovirus (CMV)
Optamoskopi termasuk bisa mendeteksi bisa saja penyebab tanda-tanda berasal dari sakit kepala. Atau termasuk lebih dari satu jenis penyakit lain seperti tumor otak atau cedera kepala.

Prosedur Pemeriksaan Oftalmoskopi
Oftamoskopi bisa dijalankan dalam lebih dari satu cara. Cara pertama yaitu oftalmoskopi langsung. Dokter atau petugas medis mengarahkan seberkas cahaya pada pupil gunakan oftalmoskop saat pasien duduk di dalam ruangan gelap.

Baca Juga :

Sebelum Extension Bulu Mata, Cermati Cara dan Risikonya

Cara ke dua yaitu oftalmoskopi tidak langsung. Dokter atau petugas medis saat pasien mengarahkan cahaya terang ke dalam mata, dengan posisi pasien berbaring atau setengah berbaring. Pasien dapat diminta untuk menyaksikan ke beragam arah. Terkadang diperlukan lebih dari satu tekanan dengan alat kecil khusus pada mata. Rata-rata pemeriksaan mata dewasa ini gunakan metode oftalmoskopi tidak langsung.

Terakhir yaitu oftalmoskopi slit lamp. Kemudian pasien dapat diminta untuk meletakkan dagu dan dahi pada perangkat berikut agar posisi pasien stabil. Dokter kemudian dapat gunakan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa berikut yang didekatkan ke mata.

Kemungkinan Efek Samping Obat Tetes
Tidak harus persiapan khusus sebelum akan dijalankan pemeriksaan oftalmoskopi. Dokter kebanyakan dapat terlebih dahulu mengaplikasikan obat tetes khusus untuk mengakses pupil mata agar lebih mudah diperiksa. Kemudian butuh saat lebih kurang 15-20 menit agar pupil bisa terbuka sempurna.

Meski demikian, obat tetes berikut bisa saja bisa mempunyai dampak samping. Seperti pandangan mata menjadi buram. Selain itu, mata dapat lebih peka pada cahaya sepanjang lebih dari satu jam. Oleh karena itu pasien sebaiknya tidak berkendara sendiri saat pulang.

Terkadang, obat tetes mata yang digunakan dalam pemeriksaan oftalmoskopi bisa membawa dampak alergi, kepala pening, mual dan muntah, mulut kering, dan glaukoma. Namun masalah ini sangat jarang terjadi.

Anda termasuk harus mengumumkan jika tersedia anggota keluarga yang mempunyai riwayat glaukoma, mengkonsumsi obat khusus yang bisa saja bisa berinteraksi dengan obat tetes mata, atau mempunyai riwayat alergi dengan obat tetes mata. Obat tetes mata bisa saja termasuk tidak dapat diaplikasikan pada orang yang mempunyai keluarga dengan riwayat glaukoma. Selain itu pemeriksaan ini tidak bisa dijalani oleh mereka yang sudah mengalami gangguan mata seperti katarak, pupil yang tidak bisa melebar, atau orang yang sukar mempertahankan posisi kepala kala dijalankan pemeriksaan.

Artikel Terkait